Rabu, 06 Februari 2013

Rahasia Kecil Sang Pemuja Rahasia

Rahasia Kecil Sang Pemuja Rahasia

Penulis: David Casidi




Matahari perlahan mulai meredupkan sinarnya yang menyebar pada setengah permukaan bumi. Pertanda sang kegelapan mulai melahap terang yang perlahan mulai memudar. Dengan angkuhnya sang malam berkata Akulah yang mengusai “makhluknya” pada saat ini!. Makhluk-makhluk yang awalnya ceria mulai terlihat beranjak dari tempat peradabannya. Mereka dengan terpaksa mundur sesaat dari pertarungan yang dilakukan selama sang surya menunjukkan kejantanannya.
 Wajah-wajah yang senang bertransformasi dan mulai melekukkan dirinya kebawah yang semakin lama semakin hilang.
 Kini mereka tergantikan oleh wajah sang penguasa malam yang semakin lama semakin menunjukkan keangkuhannya. Dia dan para antek-anteknya berbondong-bondong mulai meryakan kemunculannya sekaligus mengultimatumkan kemenangannya. 
Pembela sekelumit penerangan tampaknya tak menunjukkan tanda-tandanya bahwa dia akan mencul pada saat itu. Yang ada hanya awan-awan tebal yang menutupi sang rembulan yang sangat ingin menunjukkan keindahannya agar semua makhluk tak lagi murung di saat-saat kegalauan menimpa mereka. 
“Ahhhhhh.....” kata ini sejenak terlintas dipikiran sang penutup kegelapan yang tak mampu lagi bertarung untuk saat ini. Mungkin ini memang harus berlaku dalam sistematika kehidupanku, aku tak akan menyalahkan takdir yang saat ini berperan sebagai batu-batu sandungan yang dengan bangganya menghalangiku. Sembari tertawa diatas kepedihan yang menggorogoti seluruh tubuhku. Aku tidak akan menyalahkan takdir yang selalu setia membimbingku sekaligus dapat berbalik menghantui langkah-langkah yang dipijakkan oleh kaki-kaki yang penuh goresan luka.

Entah, ini perasaanku saja ataukah semua yang terlintas dipikiranku semuanya benar?

Cepat atau lambat semuanya akan terungkap.

Dengan secerca keyakinan tersebut dia memiliki harapan dan terus berjalan kedepan dengan berbagai pertanyaan yang terus mengahantui pikirannya. Sambil berharap suatu hari nanti dia dapat menunjukkan keberadaannya dan mematahkan keangkuahan sang penguasa malam dengan sinarnya yang membuat makhluk mengembalikan lekukan keceriannya.

Saat ini dia hanya dapat berkata dalam rangkulan nada yang hanya terdengar oleh pikirannya sendiri, Mungkin ini bukan masaku, tapi suatu saat nanti aku yang akan berdiri meski keadaan dan tempat yang ku tempati adalah tempat yang berbeda, aku bukan menyerah! Namun, aku hanya mengalah dan menmbiarkan kesombonganmu berkuasa karna saat ini aku akui kau lebih dari diriku.
By DC

0 comments:

Posting Komentar